The smart Trick of sayap33 That Nobody is Discussing
Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Kenyataan yang dihadapinya adalah bahwa prajuritnya tidak mampu mengimbangi kekuatan pasukan pengawal Tanah Perdikan.Tetapi ketika ia mulai berbicara, maka ternyata suaranya terdengar terlalu kecil dengan nada yang tinggi. Namun, setiap kali Ki Tumenggung itu tertawa ramah. Ujudnya yang garang itu ternyata tidak sejalan dengan sikap dan kata-katanya.
Demikianlah, maka Ki Ranggapun telah menyiapkan seluruh kekuatan yang dibawanya. Ia tidak ingin gagal pada langkahnya yang pertama sehingga harus mengulanginya kembali.
Senapati itu dengan garangnya telah menyerangnya. Meskipun kemampuannya masih belum setingkat dengan Ki Rangga, namun ternyata bahwa Senapati itu untuk sementara mampu mengikatnya dalam pertempuran.
Risang tidak menempatkan tenaga cadangan di tubuh gelarnya. Tetapi Risang menyimpan tenaga cadangan meskipun tidak terlalu banyak di padukuhan pertama, karena ia memperhitungkan kemungkinan lain yang dapat terjadi di padukuhan itu jika prajurit Pajang menusuk dari lambung dengan kekuatan yang datang kemudian.
Ketika hal itu sempat dibawa kepada seorang Senapati yang memimpin pasukan cadangan yang menentukan penempatan para prajurit cadangan itu, maka iapun telah berkata, “Laporkan langsung kepada Ki Rangga.”
Demikian serangan anak panah itu mereda, maka tiba-tiba saja para pengawal telah berlari menyerang dengan senjata teracu. Merekalah yang kemudian bersorak gemuruh seperti guruh yang membahana dilangit.
Para pemimpin kelompok prajurit Pajang yang memang memiliki kemampuan bertempur dalam gelar itu telah memerintahkan pasukanannya untuk memusatkan serangan-serangannya pada pangkal sayap itu. Beberapa orang bekas pengawal Tanah Perdikan sudah bekerja keras untuk menahan mereka.
Beberapa saat setelah mereka berada di padukuhan induk, maka sepuluh orang Jipang itupun telah siap.
Sedangkan pasukan yang akan dikirim untuk Tanah Perdikan yang mulai bergejolak dianggap tidak terlalu penting, karena hal itu sekedar memenuhi permintaan beberapa orang pemimpin saja. Bukan kebutuhan mutlak Pajang.”
Ternyata luka didada prajurit itu cukup parah, sehingga dua orang kawannya harus menyingkirkannya dari arena. Senapati yang semakin terdesak itu telah memanggil seorang prajurit lagi untuk membantunya.
Dipangkal sayap, para prajurit berusaha untuk menembus pertahanan para pengawal. Karena gelar pasukan Tanah Perdikan itu secara keseluruhan tidak dapat didesak mundur oleh para prajurit Pajang, maka mereka berusaha untuk mematahkan pangkal sayap gelar Supit Urang yang memang tidak lengkap itu. Tetapi ternyata para prajurit Pajang memang mengalami kesulitan. Bekas para pengawal yang telah menjadi semakin tua itu ternyata masih merupakan benteng yang kokoh bagi Tanah Perdikan Sembojan.
Sebenarnyalah Risang yang telah siap mewarisi ilmu ketiga orang kakek dan neneknya itu memang menunjukkan tingkat kemampuannya yang tinggi. Tetapi Risang bur kan saja murid ketiga orang kakek dan neneknya.
Disisi yang lain, Senapati pengapit Ki Rangga itupun segera mengalami kesulitan. Gandar yang baru saja datang dari Bibis setelah menempuh perjalanan malam karena dorongan perasaannya yang gelisah, seolah-olah tanpa beristirahat, harus mengerahkan kemampuannya bertempur melawan sayap33 alternatif seorang Senapati pengapit.